BERDIRINYA MADRASAH DINIYYAH AL ANWARI (MADINA)
Selang beberapa tahun tepatnya tahun 1985, setelah terbangunnya asrama putri dan terbentuknya kepengurusan, tuntutan dari masyarakat pun semakin banyak untuk mendirikan pendidikan yang lebih bagus. Maka dari itulah Romo Kyai berinisiatif untuk mendirikan Madrasah Diniyyah yang sudah di akte notaris oleh LUBENAH S.H. yang mana metodenya masih sederhana yaitu santri seniorlah yang mengajar santri junior.
Adapun santri senior selain belajar pada Romo Kyai juga belajar kepada kyai lain untuk memaksimalkan pengajaran kepada santri junior. Adapun kyai itu adalah KH. SARBINI selaku Ahli Fiqih dan KH. HAMID selaku Ahli Ilmu Alat (Nahwu Dan Shorof).
Setelah satu tahun kemudian Madrasah Diniyyah Al-Anwari pun bergabung dengan LP MA’ARIF dan pada saat itulah awalnya kurikulum MADINA yang tradisional seketika itu menjadi kurikulum yang modern.
IDA (Isti’dad Diniyyah Al-Anwari)
Isti’dad Diniyyah Al-Anwari mencakup pendidikan madrasah diniyyah setara TPQ atau TQA, akan tetapi yang membuat berbeda yaitu dengan metode pengajaran yang digunakan pada Madin Al-Anwari ini.
ULA
Tingkatan ini lebih menuju kepada santri yang berpendidikan setara SMA sederajat karena mampu mengemban tingkatan ilmu lanjutan dari IDA (Ist’dad Diniyyah Al-Anwari). Pada jenjang ULA ini, santri harus menempuh waktu 4 tahun untuk menyelesaikan sampai lulus.
WUSTHO
Sama halnya dengan ULA yang lanjutan dari IDA, WUSTHO pun merupakan lanjutan daripada tingkatan pendidikan Madrasah Diniyyah ULA yang ditempuh dalam waktu 2 tahun. Pada jenjang ini, santri mempelajari ilmu-ilmu yang belum pernah di ajarkan pada tingkatan sebelumnya, seperti Alfiyyah, Qowaidul Fiqh, Qowaiduk I’rob, dll.
ULYA
Pada tingkatan pendidikan ini, santri dituntut lebih dalam mempelajari ilmu-ilmu yang belum pernah diajarkan sebelumnya.